Accessibility Tools

  • Increase Text
  • Decrease Text
  • Grayscale
  • Negative Contrast
  • Links Underline
  • Text to Speech
  • Reset

Berita

Indonesian International Arts Festival Munas VII APEKSI Suguhkan Tampilan Budaya Antar Daerah

Jumat, 9 Mei 2025 | 10 jam yang lalu

Keberagaman seni dan budaya mewarnai pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) 2025 di Grand City Mal Surabaya kemarin, (8/5/2025). Di kesempatan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama APEKSI dan PT Kinarya Cipta Kreasi menyuguhkan keanekaragaman seni dan budaya nusantara ke dalam acara Indonesian International Arts Festival.

 

Indonesian International Arts Festival merupakan ajang lomba sekaligus pengenalan identitas kesenian dan budaya dari kota yang tergabung di dalam APEKSI. Acara ini bakal digelar selama tiga hari berturut-turut, mulai dari 8-10 Mei 2025 di open space Grand City Mal.

 

Direktur PT Kinarya Cipta Kreasi, Windu Wijaya mengatakan, tujuan adanya kegiatan ini adalah untuk mengenalkan kekayaan seni dan budaya Indonesia ke mancanegara. Windu menyebutkan, kegiatan ini diikuti oleh 32 delegasi kota yang tergabung di dalam APEKSI.

 

“Kami ingin seni budaya Indonesia bisa go international. Selain itu, pada acara ini kami juga mendatangkan special guest performance yaitu penampilan khusus dari seni budaya Cina dan Tiongkok,” kata Windu, Jumat, (9/5/2025).

 

Dalam acara ini ada berbagai kesenian dan budaya yang ditampilkan. Salah satunya, seni Tari Piring kontemporer yang disuguhkan oleh delegasi Kota Padang. Tari Piring kontemporer yang ditampilkan di awal acara, membuat sejumlah pengunjung takjub. Karena, tarian ini dipadukan dengan pencak silat, permainan musik, dan tarian tradisional khas Kota Padang.

 

Tidak hanya itu, para pengunjung juga dihibur dengan penampilan kesenian Barongsai. Tampilan kesenian tersebut semakin tampak meriah, saat seniman Barongsai mencoba berinteraksi dengan para pengunjung Indonesian International Arts Festival.

 

Windu menjelaskan, di acara ini tidak hanya ada tampilan seni dan budaya saja, akan tetapi juga ada berbagai stand Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Pemkot Surabaya. Di acara ini, pengunjung tidak hanya bisa menikmati hiburan seni dan budaya saja, namun juga bisa mencicipi makanan dan minuman khas Kota Pahlawan.

 

“Jadi selain tampilan seni dan budaya, dalam acara ini kami juga hadirkan sajian khas Surabaya dari teman-teman UMKM,” ujarnya.

 

Penampilan seni dan budaya dalam Indonesian International Arts Festival kali ini diapresiasi oleh Wali Kota Bekasi, Wiwiek Hargono. Menurut dia, kegiatan ini adalah bagian dari bentuk semangat dan sinergitas antar kota yang tergabung di dalam APEKSI.

 

“Luar biasa, karena ini bagian dari upaya APEKSI sendiri dan Pemkot Surabaya dalam memberi kesempatan setiap daerah untuk menampilkan seni budaya masing-masing. Ini menunjukkan bahwa kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mencintai seni-budaya dan mengembangkannya melalui APEKSI,” kata Wali Kota Bekasi Wiwiek Hargono.

 

Di acara ini, ada 17 peserta yang dijadwalkan untuk tampil. Masing-masing peserta, menampilkan kesenian terbaiknya di hadapan tiga orang juri. Juri yang dilibatkan dalam kegiatan ini ada dua orang dosen dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya, yakni Hari Ghulur dan Sri Mulyani, serta jurnalis media lokal di Surabaya, Nurista Purnamasari.

 

Hari menjelaskan, penilaian pertunjukkan seni cukup kompleks karena harus memperhatikan berbagai elemen penting, seperti musik, presentasi tarian, penguasaan ruang panggung, kostum, dan yang paling penting adalah kreativitas peserta dalam menampilkan kesenian. “Bagaimana mereka (peserta) merespon kultur dan budaya mereka untuk ditafsirkan kembali dengan isu-isu masa kini, yang ditampilkan di atas panggung Indonesian International Art Festival,” jelas Hari.

 

Di samping itu, Sri Mulyani menambahkan, bahwa penilaian sebuah pertunjukkan seni juga dinilai dari kualitas penampilan peserta di atas panggung. Mulai dari konsep atau ide penampilan peserta, serta kreativitas yang diciptakan saat melibatkan interaksi penonton.

 

“Disebut seni pertunjukkan itu adalah satu kesatuan setiap elemen pertunjukkan, yang bagaimana dalam proses penggarapannya bisa bersinergi untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki kualitas dan power,” pungkasnya. 


 

Sebagai informasi, Munas VII APEKSI 2025 digelar pada 6-10 Mei 2025 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Rangkaian kegiatan mencakup Youth City Changers (YCC) pada 6-7 Mei, Side Event seperti Forum Komunikasi Digital (Komdigi) pada 7 Mei, Munas VII pada 8-9 Mei, Ladies Program dan City Tour pada 8 Mei, Dinner Kenjeran pada 8 Mei, Indonesia City Expo pada 8-10 Mei, Karnaval Budaya pada 9 Mei, serta Mayor's Fun Match Football pada 10 Mei. (*)

Berita Lainnya