Accessibility Tools

  • Increase Text
  • Decrease Text
  • Grayscale
  • Negative Contrast
  • Links Underline
  • Text to Speech
  • Reset

Berita

HJKS ke-732, Surabaya Gelar Kirab Budaya dan Pagelaran Wayang Kulit 4 Dalang

Kamis, 29 Mei 2025 | 1 minggu yang lalu

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Kirab Budaya/Gunungan dan Pagelaran Wayang Kulit 4 Dalang di Tugu Pahlawan pada Rabu (28/5/2025). Kegiatan budaya dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732 ini menjadi bagian dari upaya melestarikan tradisi leluhur serta ungkapan rasa syukur atas perjalanan panjang Kota Pahlawan.

 

Kirab Budaya dimulai sekitar pukul 18.00 WIB dengan melibatkan puluhan seniman, budayawan, dan komunitas budaya. Para peserta kirab berjalan mengelilingi kompleks luar Tugu Pahlawan. Mereka membawa berbagai simbol budaya dan gunungan tumpeng sebagai lambang kesejahteraan dan harapan.

 

Selain kirab, acara juga dimeriahkan dengan purak tumpeng, penampilan musik campursari, serta pertunjukan wayang kulit yang menghadirkan empat dalang. Kegiatan ini dirangkai dalam prosesi "Ruwat Sekertaning Bumi", sebagai bentuk doa dan permohonan agar Kota Surabaya senantiasa dalam keadaan damai, makmur, dan sejahtera.

 

Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah, hadir mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk ruwatan untuk kebaikan Kota Surabaya.

 

“Bapak Wali Kota menyampaikan salam hormat dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah melaksanakan ruwatan kota. Mari kita mendoakan agar Surabaya senantiasa tentrem, gemah ripah loh jinawi, dan segala persoalan yang dihadapi bisa ditangani dengan baik,” ujar Hidayat.

 

Hidayat juga menuturkan bahwa pelestarian budaya seperti ruwatan dan kirab budaya, merupakan wujud penghormatan terhadap nilai-nilai tradisi yang telah diwariskan sejak zaman dahulu.

 

“Budaya ini harus terus kita pertahankan. Tradisi aru-aru budoyo seperti ini penting untuk memperkuat identitas kota. Kami dari Disbudporapar sangat mendukung kegiatan semacam ini dan akan melanjutkannya setiap tahun,” katanya.

 

Karena itu, Hidayat mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang turut ambil bagian dalam acara ini. Termasuk para pelaku seni tradisi seperti kelompok reog dan dalang yang tetap mempertahankan pakem-pakem pertunjukan asli.

 

“Kirab tadi kita saksikan bersama. Ada reog dan prosesi ruwatan yang mengelilingi Tugu Pahlawan. Semuanya berlangsung dengan khidmat dan tetap mengacu pada tradisi asli,” jelasnya.

 

Ruwatan Sekertaning Bumi sendiri merupakan ritual adat Jawa yang dipercaya mampu menolak bala dan membersihkan unsur-unsur negatif dari suatu wilayah. Dalam konteks kota, ruwatan ini menjadi simbol doa kolektif warga agar Surabaya dijauhkan dari marabahaya dan senantiasa dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa.

 

Selain ruwatan dan pagelaran wayang kulit, rangkaian kegiatan HJKS ke-732 masih berlanjut hingga awal Juni 2025 dengan berbagai agenda menarik lainnya. Di antaranya yakni, Surabaya Pestapora pada 28 Mei - 1 Juni, Resepsi HJKS dan Konser Musik HJKS pada 31 Mei 2025. (*)

Berita Lainnya