![]() |
Accessibility Tools
Eri Cahyadi Umumkan Surabaya Terpilih Sebagai Finalis Global Bloomberg Philanthropies 2025 Mayors Challenge Untuk Membentuk Ulang Layanan Kota Yang Esensial
Rabu, 25 Juni 2025 | 3 hari yang lalu
![]() |
Surabaya adalah satu dari 50 finalis dari 33 negara yang akan menerima pendanaan sebesar $50.000 dan dukungan untuk menguji ide-ide terobosan dalam meningkatkan air bersih, pengelolaan limbah & sanitasi, serta pengembangan ekonomi dan tenaga kerja.
Surabaya bertujuan untuk meningkatkan air bersih, pengelolaan limbah & sanitasi, serta pengembangan ekonomi dan tenaga kerja dengan memimpin upaya penanganan salah satu bentuk limbah plastik paling berbahaya: popok sekali pakai.
Popok ini mencemari sungai—sumber air vital—dan membanjiri tempat pembuangan akhir (TPA). Melalui Inisiatif Popok Kain Guna Ulang yang berkualitas tinggi dan diproduksi secara lokal, kota ini merintis solusi berkelanjutan yang melindungi sumber air dan lingkungan sekaligus menciptakan lapangan kerja lokal.
Surabaya (25 Juni 2025) – Hari ini Eri Cahyadi mengumumkan bahwa Surabaya telah terpilih sebagai salah satu dari 50 finalis Bloomberg Philanthropies' Mayors Challenge keenam, sebuah kompetisi untuk mendorong inovasi pemerintah daerah yang meningkatkan kualitas hidup di kota-kota di seluruh dunia. Edisi keenam ini mengangkat kota-kota yang telah mengusulkan ide-ide paling berani untuk memperkuat layanan kota esensial. Ke-50 finalis, yang dipilih dari lebih dari 630 aplikasi, berasal dari 33 negara dan mewakili lebih dari 80 juta penduduk.
Surabaya akan menerima $50.000 untuk membuat prototipe ide mereka, yang memperkenalkan sistem popok kain guna ulang buatan lokal untuk mengatasi salah satu ancaman lingkungan paling mendesak di kota ini: limbah popok sekali pakai. Karena material bahannya yang kompleks dan berlapis, muncul bau, kurangnya nilai guna ulang, dan kontaminasi dengan patogen, popok ini mencemari Sungai Brantas—sumber air utama Surabaya—membahayakan kesehatan masyarakat, dan membanjiri TPA. Budaya yang sudah mengakar kuat dan kurangnya alternatif yang terjangkau membuat perubahan perilaku ini menjadi tantangan besar.
Inisiatif Popok Kain Guna Ulang menawarkan solusi yang berkelanjutan dan berbudaya, memberdayakan perempuan dan kelompok marginal untuk memproduksi popok kain guna ulang, mengurangi biaya bagi keluarga berpenghasilan rendah, menurunkan angka ruam dan infeksi saluran kemih, serta memobilisasi petugas kesehatan sebagai influencer komunitas yang terpercaya untuk mendorong perubahan perilaku.
Para pejabat kota juga akan berpartisipasi dalam Bloomberg Philanthropies’ Ideas Camp pada bulan Juli untuk menyempurnakan dan menguji konsep mereka dengan umpan balik dari para ahli dan rekan sejawat. Pada bulan Januari 2026, 25 kota dengan ide paling menjanjikan masing-masing akan diberikan $1 juta dan bantuan operasional untuk mewujudkan proposal mereka.
"Inisiatif ini bukan hanya tentang popok—ini tentang melindungi sungai kita, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja bagi mereka yang paling membutuhkan. Surabaya bangga memimpin dengan solusi yang dibuat secara lokal, berakar pada budaya, dan berkelanjutan secara lingkungan. Sungai kita adalah sumber daya vital; kita bergantung padanya setiap hari, jadi kita harus menjaganya tetap bersih dan bebas dari limbah berbahaya seperti popok bekas yang mengancam kualitas air. Kami bertujuan untuk membuktikan bahwa perubahan yang berarti dapat dimulai dari generasi termuda kita—dan memicu gerakan yang menjangkau seluruh bangsa dan bahkan lebih jauh," kata Wali Kota Eri Cahyadi.
630 ide yang diajukan ke Mayors Challenge mencerminkan beberapa tantangan layanan publik terbesar yang dihadapi kota-kota saat ini—serta kreativitas yang menghidupkan pemerintah daerah di seluruh dunia. Sepertiga dari pelamar AS dan Kanada, misalnya, merancang solusi yang mengatasi perumahan dan tempat tinggal. Hampir setengah dari pelamar dari Afrika mengusulkan peningkatan pengumpulan dan pengelolaan limbah. Satu dari lima pelamar dari wilayah Asia-Pasifik berfokus pada air, udara, dan infrastruktur yang lebih bersih, dan 22 persen pelamar Eropa mencari cara untuk mengurangi kemiskinan atau meningkatkan inklusi sosial.
50 ide finalis dipilih berdasarkan orisinalitas, potensi dampak, dan visi yang kredibel untuk implementasi.
Inisiatif Surabaya mengimajinasikan ulang layanan limbah dan sanitasi dengan memperkenalkan sistem popok kain guna ulang yang menangani limbah non-daur ulang di sumbernya. Dengan memastikan akses ke popok kain berkualitas tinggi dan mengintegrasikan produksi lokal, pendidikan kesehatan, serta perubahan perilaku ke dalam penyediaan layanan publik, kota ini mengubah ancaman lingkungan utama menjadi katalisator untuk peningkatan kesehatan masyarakat, penciptaan lapangan kerja lokal, dan keberlanjutan jangka panjang.
"Pemerintah daerah adalah tempat di mana masyarakat bertemu kebijakan—dan tempat di mana pemerintah meningkatkan kualitas hidup dan membangun kepercayaan," kata James Anderson, yang memimpin program Inovasi Pemerintah di Bloomberg Philanthropies.
"Itulah mengapa inovasi kota bukan tentang gerakan besar—ini tentang memecahkan masalah sulit di bawah tekanan, seringkali dengan alat yang tidak sempurna dan sumber daya yang terbatas. Para finalis Mayors Challenge ini menonjol karena mereka tidak hanya berpikir secara kreatif—mereka merancang solusi yang memperhitungkan kompleksitas implementasi dan urgensi kebutuhan warga mereka. Proposal mereka mencerminkan standar baru untuk pencapaian sektor publik: ambisius, ya, tetapi juga membumi, disiplin, dan siap untuk dampak nyata."
50 kota finalis adalah: Abha, Arab Saudi; Addis Ababa, Ethiopia; Ansan, Korea Selatan; As-Salt, Yordania; Barcelona, Spanyol; Beaverton, AS; Beira, Mozambik; Belfast, Inggris; Benin City, Nigeria; Boise, AS; Boston, AS; Budapest, Hongaria; Cap-Haïtien, Haiti; Cape Town, Afrika Selatan; Cartagena, Kolombia; Cauayan, Filipina; Choma, Zambia; Cuenca, Ekuador; Detroit, AS; Fez, Maroko; Fukuoka, Jepang; Ghaziabad, India; Ghent, Belgia; Greater Visakhapatnam Municipal Corporation, India; Helsinki, Finlandia; Honolulu, AS; Kanifing, Gambia; Kyiv, Ukraina; Lafayette, AS; Lower Hutt, Selandia Baru; Maceió, Brasil; Marseille, Prancis; Medellín, Kolombia; Mexico City, Meksiko; Naga, Filipina; Ndola, Zambia; Netanya, Israel; Nouakchott, Mauritania; Pasig, Filipina; Rio de Janeiro, Brasil; San Francisco, AS; Seattle, AS; Seoul, Korea Selatan; Sialkot, Pakistan; South Bend, AS; Surabaya, Indonesia; Taipei, Taiwan; Toronto, Kanada; Turku, Finlandia; dan Yonkers, AS.
Dalam putaran Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge kali ini, lebih banyak pendanaan yang akan didistribusikan dan lebih banyak kota akan dibantu daripada lima edisi sebelumnya yang masing-masing memilih antara lima hingga 15 pemenang.
Mayors Challenge yang baru ini dibangun di atas lebih dari 10 tahun pekerjaan yang dipimpin oleh Bloomberg Philanthropies untuk menemukan, memelihara, dan mendorong inovasi di kota-kota. Penghargaan hingga saat ini di lima putaran kompetisi sebelumnya telah memberikan 38 kota pemenang pendanaan dan bantuan teknis untuk mewujudkan ide-ide mereka dalam mengatasi masalah sipil. Dengan mendukung replikasi ide-ide pemenang yang paling sukses, Bloomberg Philanthropies telah memperluas dampak Mayors Challenge ke 337 kota lain secara global, menjangkau lebih dari 100 juta penduduk di seluruh dunia.
"Ketika popok sekali pakai dibuang ke Sungai Brantas, zat berbahaya yang terkandung di dalamnya dapat mencemari lingkungan dan kesehatan manusia. Tidak seperti limbah plastik lainnya, popok tidak dapat didaur ulang dan menumpuk di TPA. Mengurangi limbah popok di sumbernya dapat mengurangi tekanan TPA dan memungkinkan dana pengelolaan limbah publik dialihkan ke prioritas yang lebih penting," kata Dedik Irianto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Surabaya.
Dengan perluasan Bloomberg Cities Idea Exchange, ide-ide pemenang Mayors Challenge di masa depan dan solusi-solusi yang dipimpin secara lokal yang didukung oleh Bloomberg Philanthropies akan memiliki potensi baru untuk ditingkatkan—berfungsi sebagai model dan katalisator tentang bagaimana pemerintah memecahkan masalah di seluruh dunia.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang 50 proposal finalis, kunjungi mayorschallenge.bloomberg.org.