Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berhasil menekan kasus gizi buruk dalam empat tahun terakhir. Pemkot Surabaya secara komprehensif dan intens dalam mendampingi keluarga dengan balita gizi buruk.
Febria Rachmanita, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mengatakan, terjadi penurunan kasus gizi buruk di Surabaya. Selama 2010 hingga 2013. Menurutnya, pada 2013 kasus gizi buruk Surabaya sekitar 0,95% sedangkan pada akhir 2013 dapat ditekan menjadi 0,25%. Ia mengaku, pihaknya melakukan pelacakan balita gizi buruk melalui puskesmas di tiap kawasan.
Febria menjelaskan penanganan gizi buruk salah satunya dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) untukbalita di bawah dua tahun. Terutama dari warga kurang mampu. Untuk memastikan asupan makanan balita gizi buruk pihaknya mengerahkan petugas puskesmas.
Para petugas yang dikerahkan mengajarkan pola makan dan pola asuh yang baik dan benar kepada orang tua balita gizi buruk. Juga mengajarkan higienitas lingkungan tempat tinggal.
Febria Rachmanita, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mengatakan, terjadi penurunan kasus gizi buruk di Surabaya. Selama 2010 hingga 2013. Menurutnya, pada 2013 kasus gizi buruk Surabaya sekitar 0,95% sedangkan pada akhir 2013 dapat ditekan menjadi 0,25%. Ia mengaku, pihaknya melakukan pelacakan balita gizi buruk melalui puskesmas di tiap kawasan.
Febria menjelaskan penanganan gizi buruk salah satunya dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) untukbalita di bawah dua tahun. Terutama dari warga kurang mampu. Untuk memastikan asupan makanan balita gizi buruk pihaknya mengerahkan petugas puskesmas.
Para petugas yang dikerahkan mengajarkan pola makan dan pola asuh yang baik dan benar kepada orang tua balita gizi buruk. Juga mengajarkan higienitas lingkungan tempat tinggal.