Pemerintah Kota Surabaya menggelar pawai pawai Topeng Kertas , Jumat (17/1). Lebih dari 500 siswa sekolah dan sanggar seni di Surabaya hadir dan mengikuti pawai Topeng Kertas serta Teng-tengan Ciluk tersebut. Pawai digelar sebagai upaya mengenalkan kembali seni tradisi.
Teng-tengan Ciluk merupakan lampion terbuat dari tanah liat yang menjadi seni budaya khas Surabaya. Biasanya Teng-tengan ciluk dimainkan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Heri Lentho operator Pawai Mauludan di Taman Bungkul Surabaya mengatakan, saat ini Teng-tengan Ciluk sudah tidak lagi dimainkan anak-anak di Surabaya.
Menurut Heri, mainan tersebut sudah lama hilang, padahal itu bagian dari ciri khas dan kearifan lokal. Melalui pawai kali ini pihaknya ingin merekonstruksi kembali agar anak-anak tahu dan mengenal. Teng-tengan ciluk berukuran buah kelapa dengan beberapa lubang untuk tempat lilin atau minyak goreng yang diberi sumbu dan dinyalakan. Biasanya di kampung-kampung anak-anak memainkan Teng-tengan Ciluk sambil mengenakan topeng kertas.
Rekonstruksi Teng-tengan Ciluk dilakukan dengan harapan tidak lagi hilang dan menjadi bagian dari permainan anak-anak di tengah kemajuan dan perkembangan jaman.