Accessibility Tools

  • Increase Text
  • Decrease Text
  • Grayscale
  • Negative Contrast
  • Links Underline
  • Text to Speech
  • Reset

Berita

Surabaya Membara, Gambarkan Kembali Pertempuran 10 November

Rabu, 11 November 2015 | 9 tahun yang lalu

 

Dinkominfo - Drama kolosal Surabaya Membara kembali digelar di Surabaya, Senin (9/11). Drama yang menggambarkan kembali perjuangan Arek Suroboyo memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan tersebut menjadi agenda tahunan memperingati Hari Pahlawan 10 November. Sejak sore, warga Surabaya terlihat antusias memenuhi areal Tugu Pahlawan tempat digelarnya acara tersebut.

Pertunjukan akbar yang melibatkan sekitar 750 orang non-seniman ini menggambarkan peristiwa penurunan bendera Belanda di Hotel Yamato dan pertempuran heroik Arek-Arek Suroboyo dalam mengusir penjajah Belanda dan Sekutu yang ingin kembali menjajah Indonesia. Puncak pertempuran ditandai dengan terbunuhnya Panglima Perang Inggris, Jenderal Mallaby dan memaksa tentara sekutu menyerah.Selama pertunjukan berlangsung, akses jalan menuju Tugu Pahlawan ditutup dan dialihkan ke tempat lain.

Aparat keamanan, baik dari polisi maupun tentara tampak melakukan penjagaan ketat. Itu dilakukan, karena Selasa (10/11), Tugu Pahlawan akan digunakan upacara peringatan Hari Pahlawan, yang dihadiri Presiden Jokowi sebagai Inspektur Upacara.

Ketua Pelaksana Surabaya Membara 2015, Taufik Monyong, mengatakan drama kolosal Surabaya Membara ini merupakan pentunjukan yang khusus digelar untuk memperingati Hari Pahlawan, 10 November. Rencana pementasan teaterikal kolosal Surabaya Membara dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 10 November bukan sekadar drama kolosal. Lebih dari itu. Pentas itu tak ubahnya membaca kembali sejarah pertempuran di kota Surabaya.

Menurutnya, drama kolosal ini adalah sejarah yang ditampilkan kembali untuk merekonstruksi jalannya perjuangan masyarakat ketika itu, yang melibatkan tentara, masyarakat serta pelajar. Perjuangan yang ditandai dengan pertempuran dahsyat dan dicatat sebagai pertempuran paling sengit. Harapannya dengan adanya pementasan tersebut, berharap masyarakat tidak sekedar menonton. Tetapi pementasan ini jadi pembelajaran. Khususnya tentang sejarah pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945.(ynu)

 

Berita Lainnya